Selasa, 19 Desember 2017

Aliran rasa game level 2

Saya pernah mendengar sebuah kalimat yg sederhana namun penuh makna. "Tugas setiap orang tua adalah mempersiapkan anak berpisah dari kita". Kalimat itu terus saja menggema di pikiran saya. Ya, di satu sisi saya ingin anak segera bisa mandiri, di sisi lain rasanya saya tidak ingin berpisah darinya. Tapi tidak mungkin, karena anak adalah titipan, sedikitpun saya tidak boleh merasa memilikinya. Anak memang sebuah titipan, yg harus dijaga sungguh-sungguh dengan sepenuh hati. Ya, memang tugas orang tua adalah mempersiapkan anak berpisah dari kita, cepat atau lambat itu pasti terjadi. Dan saat ini saya sedang berusaha untuk konsisten melatih kemandirian anak, yg tentu bukanlah hal yg mudah. Tapi saya yakin hal yg melelahkan ini pasti nanti akan menjadi hal yg paling saya rindukan. Pada akhirnya saya pun menikmati setiap prosesnya, mensyukuri setiap perubahannya dan memetik setiap pelajarannya.


Jumat, 15 Desember 2017

Hari 16 : Konstan

Hari ini masih seperti biasanya. Tanpa diapers. Pagi setelah mandi dan sarapan kemudian bermain dan tidur. Sebelum tidur, setelah bangun tidur dan saat bermain saya mengajaknya ke kamar mandi tapi belum mau pipis juga. Akhirnya mengompol di lantai 3 kali dalam sehari. Dan setelah mengompol dia pun baru mengatakan "pipis". Tidak masalah, kami sedang berproses. Dan proses itu kadang naik, kadang turun, kadang konstan. InsyaAllah saya tetap konsisten saat siang hari di rumah tidak memakaikan nduk Ayu diapers. Tetap semangat untuk saya dan nduk Ayu.

#Hari16
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Kamis, 14 Desember 2017

Hari 15 : Mengerti rasanya dan mengatakan setelahnya

Agenda padat. Ya, hari ini kami berencana pergi bersama tante Mindy (sahabat saya) dengan rute yg cukup banyak. Kami pergi mengantar jilbab seragam pernikahan untuk salah seorang sahabat dan kemudian melanjutkan berbelanja beberapa keperluan. Cukup lama karena pada akhirnya kami mengunjungi 3 toko karena barang yg kami cari tidak hanya ada di satu toko saja dan memang tujuan kami juga untuk berjalan-jalan. Akhirnya kami pun pulang dengan puas karena mendapatkan barang kami masing-masing. Nduk Ayu pun akhirnya memakai diapers seharian. Ya memang akan repot sekali jika saya mengajaknya pergi cukup lama dan tidak hanya satu tempat saja tanpa diapers.

Saya pun mengamati, nduk Ayu ternyata beberapa kali mengatakan "pipis". Saya rasa dia sudah paham dengan bagaimana rasanya pipis. Walaupun saya yakin dia mengatakannya setelah pipis terlebih dahulu. Begitupun dengan pup. Ketika di rumah, masih dengan diapers tiba-tiba dia mengatakan "eek", setelah saya cek dia memang sudah pup. Artinya dia sudah paham dengan rasanya pipis dan pup. Alhamdulillah, saya mensyukuri setiap progressnya walaupun menurut saya masih terbilang sedikit lambat. Saya pernah mendengar dari kakak saya bahwa anak laki-laki tetangganya berhasil lulus toilet trainning hanya dalam waktu seminggu saja. Entah bagaimana caranya tapi konon katanya anak laki-laki memang lebih mudah mengajarkan toilet trainning. Tapi baiklah, tidak masalah karena setiap anak berbeda-beda dan tentunya sangat istimewa. Begitupun nduk Ayu, dia sudah bisa mengerti rasanya pipis dan pup kemudian bisa mengatakan setelahnya bagi saya cukup membahagiakan.

#Hari15
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Rabu, 13 Desember 2017

Hari 14 : Belajar mengetahui tanda-tandanya

Hari ini saya berniat mengajak nduk Ayu menjenguk Dela (anak tetangga yg juga teman bermain nduk Ayu yg usianya 3 tahun) yg baru pulang ke rumah setelah 5 hari masuk rumah sakit. Tapi ketika saya lihat rumahnya sepertinya sepi mungkin juga sedang kontrol ke dokter. Akhirnya nduk Ayu bermain di lahan kosong dekat rumah Dela yg memang biasa menjadi tempat bermain anak-anak. Nduk Ayu pun asyik bermain tanah sambil berjongkok. Tapi tiba-tiba saya melihatnya berdiri, diam, "tuuurrr" dan dia pun mengatakan "pipis". Baiklah, akhirnya kami pulang, nduk Ayu kembali bermain di rumah dan tidak lama kemudian tidur.

Setelah bangun dan makan siang, saya pun mengajaknya ke rumah Dela lagi yg ternyata tadi pagi memang pergi kontrol ke dokter. Mereka pun bermain bersama. Saya sempat khawatir nduk Ayu mengompol, karena terakhir dia mengompol setelah bangun tidur tadi. Saat asyik bermain tiba-tiba nduk Ayu berdiri, gelisah sambil menghentak-hentakkan kakinya. Ternyata dia pup, tetapi mungkin merasa asing dengan tempatnya sehingga dia kurang nyaman. Saya pun segera menggendongnya ke kamar mandi, untung saja tidak sampai jatuh ke lantai rumah Dela. Setelah selesai akhirnya kami pamit pulang karena waktu juga sudah mulai sore. Pelajaran hari ini, saya mulai mengenali tanda-tanda nduk Ayu ketika akan pipis dan pup, yaitu berdiri, diam, melihat ke bawah, jika di tempat asing dia akan gelisah. Ya, begitulah kira-kira. Semoga dengan mengetahui tanda-tanda ini saya bisa mengantisipasinya dengan membawanya ke kamar mandi jika muncul tanda-tanda tersebut.

#Hari14
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Selasa, 12 Desember 2017

Hari 13 : Mengompol saat sedang tidur

Nduk Ayu belum pipis dari pagi sampai jam 10.00 saat dia tidur. Saya pikir nanti ketika sudah bangun tidur saya mengajaknya ke kamar mandi pasti dia pipis cukup banyak. Tapi ternyata saya salah menduga, nduk Ayu mengompol banyak sekali saat tidur sampai baju dalamnya pun juga basah. Dan saat itu posisi tidurnya tengkurap, walaupun menggunakan perlak tapi tetap bocor juga ke kasur. Baiklah tidak masalah. Setelah bangun tidur, makan dan kemudian bermain beberapa kali saya mengajaknya ke kamar mandi tapi ternyata maaih belum mau pipis juga. Tetap masih mengompol di lantai.

Pelajaran hari ini, jika memungkinkan sebelum tidur nduk Ayu diajak pipis terlebih dahulu. Karena jika tidak, dia bisa mengompol saat sedang tidur. Tapi jika sebelum tidur nduk Ayu bisa pipis, saat tidur pun tidak akan terganggu karena mengompol dan baru akan pipis setelah bangun tidur. Baiklah, besok kita coba lagi nduk Ayu sayang...

#Hari13
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Senin, 11 Desember 2017

Hari 12 : Mulai bisa mengkomunikasikan

Pagi ini kami sarapan di luar dan pulangnya mampir ke rumah Uti. Tiba-tiba di rumah Uti dia mengatakan "eek", dan ternyata benar tapi waktu itu masih memakai diapers. Setelah itu tidak saya pakaikan diapers lagi karena kami langsung pulang dan jarang rumah Uti ke rumah kontrakan cukup dekat.

Sesampainya di rumah, mandi kemudian tidur. Bangun tidur kami bermain seperti biasa. Saya sempat mengajaknya ke kamar mandi untuk pipis tapi ternyata masih sama seperti kemarin, dia asyik bermain air, tidak pipis dan tidak mau diajak keluar. Baiklah, tidak masalah. Tapi ada perubahan yg saya lihat. Hari ini dia pup cukup sering, dan setiap selesai pup dia selalu melihat ke bawah dan mengatakan "eek" walaupun sudah keluar. Begitu juga dengan pipis, setiap selesai pipis dia selalu melihat ke bawah dan mengatakan "pipis" walaupun sudah tercecer ke lantai. Ternyata dia sudah mengerti pipis dan pup dengan mengatakan "pipis" dan "eek" setelahnya. Alhamdulillah nduk Ayu sudah mulai bisa mengkomunikasikan hal itu walaupun di waktu yg belum tepat. Semoga pelan-pelan ke depan nduk Ayu sebelum pipis dan pup bisa mengutarakan keinginannya.

#Hari12
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Minggu, 10 Desember 2017

Hari 11 : Family day dengan diaper

Family day. Hari Minggu kali ini kami tidak ke rumah Uti karena Uti sedang ada acara reuni bersama teman-teman sekolahnya dulu. Mas Jo pun berinisiatif mengajak kami pergi berjalan-jalan karena memang sudah cukup lama kami tidak pergi bertiga. Kami berangkat jam 8 pagi. Rencana awal hanya ingin berbelanja beberapa kebutuhan rumah yg sudah habis, saya pikir juga tidak lama. Tapi ternyata mas Jo mengajak kami makan es krim, berjalan-jalan ke malioboro mall, baru berbelanja kebutuhan rumah dan terakhir mencari kado untuk ulang tahun temannya nduk Ayu. Cukup melelahkan, kami baru pulang jam 12 siang. Dan dari pagi pun nduk Ayu saya pakaikan diapers karena saya rasa belum memungkinkan nduk Ayu tanpa diapers di tempat umum. Apalagi setelah kemarin mendengar cerita pengalaman tetangga saya yg pergi ke swalayan dekat rumah bersama anaknya yg berusia 2,5 tahun tapi tiba-tiba anaknya pup di lantai swalayan. Oh tidak, saya belum sanggup jika hal itu terjadi.

Sesampainya di rumah, saya pun melepas diapers nduk Ayu, menyuapinya dan tidak berapa lama kami bertiga pun tertidur pulas. Setelah bangun tidur sampai sore hari dia tidak mengompol, hanya pup sekali. Besok tidak ada agenda kemanapun, jadi nduk Ayu di rumah tanpa diapers melanjutkan toilet trainningnya.

#Hari11
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Sabtu, 09 Desember 2017

Hari 10 : Terlalu asyik bermain air

Pagi ini sehabis mandi nduk Ayu mengompol. Seperti biasa kami menjalankan rutinitas, nduk Ayu bermain dan saya menemaninya sampai akhirnya jam 9.30 dia pun tertidur dan bangun 3 jam kemudian. Setelah bangun tidur saya tidak terburu-buru mengajaknya ke kamar mandi. Ya, mengantisipasi agar nduk Ayu tidak menangis di kamar mandi seperti kemarin. Saya menunggunya sampai benar-benar sadar dan baru menanyakan keinginannya untuk pipis atau tidak. Beberapa kali saya bertanya "Nduk Ayu mau pipis sekarang apa nanti?". Dan dia pun menjawab, "pipis". Tapi yg terjadi di kamar mandi adalah nduk Ayu malah terlalu asyik bermain air, sudah lebih dari 10 menit dia belum juga pipis, akhirnya ya sudahlah mungkin dia memang belum mau pipis. Tapi ketika saya mengajaknya keluar dia tidak mau karena masih asyik bermain air, akhirnya saya menggendongnya keluar dan dia pun menangis. Tidak lama saya mengalihkan perhatiannya dengan mainan di ruang depan hingga tangisnya reda. Begitulah seharian ini 3 kali hal itu terulang. Nduk Ayu mengatakan "pipis pipis pipis", saat di kamar mandi tidak mau pipis, asyik bermain air sampai tidak mau diajak keluar dan akhirnya menangis. Oke tidak masalah.

Saya masih tetap optimis dan insyaAllah konsisten. Saya akan tetap mencoba mengajaknya ke kamar mandi sampai nduk Ayu benar-benar lulus toilet trainning. Saya yakin entah seberapa lama proses ini, cepat atau lambat pasti akan berhasil karena memang sudah menjadi fitrah manusia untuk BAK dan BAB di kamar mandi.

#Hari10
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Jumat, 08 Desember 2017

Hari 9 : Mulai bisa menyampaikan keinginannya

Rasya, anak laki-laki tetangga depan rumah yg berusia 4 tahun yg juga teman bermain nduk Ayu datang ke rumah dan mereka bermain bersama. Nduk Ayu yg belum tidur sedari pagi pun merasa senang ketika ada teman yg datang. Sampai jam 10.30 ketika sedang asyik bermain tiba-tiba nduk Ayu mengompol. "Hiii.. dek Ayu ngompol, hiii.. aku pulang ya" kata Rasya sambil kabur pulang ke rumahnya. Sambil membersihkan ompol pun saya menjelaskan kepada nduk Ayu agar pipis di kamar mandi seperti mas Rasya dan teman-temannya yg lain. Ya setidaknya untuk memotivasinya. Tidak lama kemudian dia pun tertidur.

Setelah 2,5 jam dia pun terbangun dan kata pertama yg diucapkannya adalah "pipis". Saya pun mencoba menanyakannya kembali, "nduk Ayu mau pipis?". Dan dia pun mengulanginya "pipis". Saya pun segera mengajaknya ke kamar mandi sambil saya soundingkan padanya untuk pipis. Tapi tidak berapa lama ternyata dia merasa tidak nyaman dan malah merengek-rengek meminta gendong. Saya pikir dia tidak akan mau pipis jika merasa tidak nyaman. Baiklah akhrinya saya menggendongnya keluar kamar mandi dan menurunkannya di ruang depan. Tapi beberapa detik kemudian dia pun langsung mengompol. Pelajaran yg saya dapat hari ini, bisa jadi nduk Ayu benar-benar sudah ingin pipis ketika dia bangun tidur dan langsung bisa mengatakan "pipis". Tapi mungkin saya terlalu terburu-buru mengajaknya ke kamar mandi sehingga membuatnya tidak nyaman dengan suasana peralihan bangun tidur dari kamar ke kamar mandi. Oke baiklah, setidaknya nduk Ayu mulai bisa menyampaikan keinginannya untuk pipis.

#Hari9
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian


Kamis, 07 Desember 2017

Hari 8 : Agar terbiasa pipis di kamar mandi

Ada kemajuan. Hari ini saat mandi pagi nduk Ayu yg sedang asyik bermain air dengan pesawat-pesawatannya tiba-tiba pipis tanpa saya minta. Rasanya senang sekali dan saya pun mengajaknya "toss". Ya bisa jadi nduk Ayu memang sudah ingin pipis dari tadi dan kebetulan juga alhamdulillah kali ini pipisnya pas di kamar mandi. Tapi setidaknya awal yg bagus agar dia terbiasa pipis di kamar mandi dan saya pun mengajaknya "toss" sambil mengatakan "Nah gitu dong, nduk Ayu kalo pipis di kamar mandi kayak gini ya, oke sip". Ya agar nduk Ayu tahu bahwa yg dilakukannya sudah benar.

Hari ini cuaca pun masih seperti kemarin, tapi saya sedari pagi selalu memberinya air putih yg banyak, karena kebetulan pedagang jus yg biasanya tidak lewat. Alhasil nduk Ayu menghabiskan air putih cukup banyak. Dan benar saja siang harinya saat nduk Ayu bermain, dia pun mengompol 2 kali di lantai. Oke tidak masalah, besok kita coba lagi ya nduk Ayu.

#Hari8
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian




Rabu, 06 Desember 2017

Hari 7 : Harus minum yang banyak

Cuaca hari ini masih sepanas kemarin. Dan seperti kemarin juga nduk Ayu tidak pipis sedari pagi. Saya memang tidak mengajaknya ke kamar mandi pagi hari, ya saya pikir siang saja begitu dia bangun tidur. Benar juga nduk Ayu tidur jam 9 pagi sampai terbangun jam 12 siang. Saya menunggu nduk Ayu bermain sebentar hingga dia benar-benar ingin pipis. Tapi ternyata dia sudah mengompol di lantai jam 1 siang saat sedang bermain. Saya sedikit khawatir seperti kemarin karena hanya pipis sekali dalam sehari. Karena memang keringatnya juga banyak sekali dan bercucuran. Saya pun memberinya banyak minum air putih dan beberapa jus. Pagi hari setelah sarapan saya memberinya jus sirsak dan siang hari saat bermain saya beri jus jambu dan buah naga. Nduk ayu pun lahap meminumnya sampai habis setengah gelas masing-masing jus. Dan akhirnya mengompol lagi jam 2 siang. Baiklah berarti dia memang sedang membutuhkan cairan lebih banyak di cuaca yg sepanas ini. Tidak masalah saya belum berhasil mengajaknya untuk pipis di kamar mandi lagi. Besok saya akan memberinya air minum yg lebih banyak lagi dan kembali mengajaknya pipis di kamar mandi.

#Hari7
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian



Selasa, 05 Desember 2017

Hari 6 : Pipis satu kali sehari

Nduk Ayu bangun jam 4 pagi. Saya pikir dia juga akan tidur cepat. Dan benar juga jam 8 pagi dia sudah tertidur. Sebelum tidur saya mengajaknya ke kamar mandi saya tunggu beberapa menit ternyata belum juga mau pipis. Akhirnya nenen sebentar dan tidur. Setelah 2 jam dia pun terbangun dan saya mengajaknya ke kamar mandi. Saya yakin bahwa dia sudah ingin pipis karena sudah beberapa jam tidak pipis. Tapi saya menunggu sekitar 10 menit, dia tetap asyik bermain air dan belum mau pipis. Baiklah saya menyerah karena sudah tidak kuat menemaninya sambil berjongkok. Akhirnya kami lanjut bermain. Baru jam 12 siang dia mengompol ketika bermain di teras rumah tetangga. Padahal sebelumnya saya sudah mengajaknya ke kamar mandi lagi. Oke tidak masalah, kami masih akan tetap mencobanya.

Setelah makan siang ternyata nduk Ayu mengantuk lagi, sebelum tidur saya mengajaknya ke kamar mandi, masih gagal. Setelah 2 jam dan terbangun saya mengajaknya ke kamar mandi dan masih gagal juga. Sampai akhirnya mandi sore dia tidak juga pipis lagi. Ya, dalam sehari dari pagi sampai sore dia hanya pipis satu kali. Saya sempat curiga dan khawatir, padahal minum air putih juga seperti biasa. Tapi memang hari ini cuaca cukup panas dan membuatnya berkeringat jauh lebih banyak dari biasanya. Ternyata karena faktor cuaca yg membuat frekuensi pipisnya berkurang dan percobaan toilet trainning hari ini berkali-kali belum berhasil juga. Di samping itu juga ternyata ada efek lain yg timbul, yaitu biang keringat yg mulai bermunculan di leher, dada dan kepala. Baiklah, saya tidak menyerah. Semoga cuaca besok tidak sepanas hari ini.

#Hari6
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian


Senin, 04 Desember 2017

Hari 5 : Berhasil walaupun baru sekali

Hari Senin jadwalnya saya senam. Sudah seminggu kemarin saya libur senam karena cuaca buruk. Dan sesuai kesepakatan saya dan mas Jo, selama saya tinggal senam nduk Ayu bersama mas Jo tetap tanpa diapers. Sempat saya meyakinkan mas Jo dan saya membekalinya dengan perlengkapan untuk membersihkan ompol nduk Ayu. Saya pun berangkat senam.

Sepulang dari senam saya melihat celana nduk Ayu belum ganti, berarti sedari tadi sebelum mandi, setelah mandi hingga saya selesai senam dia belum pipis. Seketika saya menuntunnya ke kamar mandi tapi ternyata dia tidak mau, dan malah mengajak saya ke kamar untuk nenen. Baiklah, saya pikir nduk Ayu benar-benar ingin nenen setelah saya tinggal senam. Setelah selesai nenen saya pun segera mengajaknya ke kamar mandi. Saya menunggu beberapa menit dan akhirnya tuuurrr.. Alhamdulillah berhasil nduk Ayu pun pipis di kamar mandi. Kemudian kami pun lanjut bermain dan nduk Ayu menghabiskan segelas jus jambu. Baru saja saya akan mengajaknya ke kamar mandi tapi ternyata dia sudah mengompol di dekat keranjang mainan. Tak berapa lama saat saya tidak memperhatikan ternyata dia sudah pup di lantai. Oke tak masalah. Setidaknya hari ini nduk Ayu berhasil pipis di kamar mandi walaupun baru satu kali. Besok kami akan mencobanya lagi. Pelajaran untuk saya agar besok lebih memperhatikan pipis dan pup nduk Ayu.

#Hari5
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Minggu, 03 Desember 2017

Hari 4 : Ternyata Uti belum siap

Hari Minggu, seperti biasa agenda setiap hari Minggu adalah ke rumah Uti. Karena Uti libur bekerja maka setiap hari Minggu kami ke rumah Uti. Pagi hari setelah mandi nduk Ayu tidak saya pakaikan diaper, tidak lupa juga saya soundingkan berkali-kali untuk pipis di kamar mandi. Tapi ternyata nduk Ayu tidur cepat, jam 7.30 dia sudah tertidur dan kami ke rumah Uti menunggunya bangun. Setelah 2 jam, dia terbangun saya mengajaknya ke kamar mandi. Setelah beberapa menit saya menunggu ternyata dia tidak mau pipis. Baiklah, akhirnya masih belum berhasil dan kami keluar kamar mandi. Sembari saya bersiap-siap saya menduga bahwa sebentar lagi nduk Ayu pasti mengompol, karena sejak pagi sebelum mandi hingga tidur dan juga hingga bangun tidur dia belum pipis. Dan benar saja, tuuurrr... Nduk Ayu mengompol. Oke tak masalah, saya mengganti celananya dan kami berangkt ke rumah Uti.

Sesampainya di rumah Uti dan nduk Ayu bermain sebentar, dia pun meminta nenen. Karena saya lupa membawa perlak, saya memberi alas sarung di atas kasur, saya pikir jika dia mengompol akan terserap kain sarung terlebih dulu dan tidak langsung mengenai sprei dan kasur. Tidak berapa lama Uti datang dan bertanya mengapa saya memberi alas sarung di bawah nduk Ayu, dan saya pun menjelaskan bahwa kami sedang belajar untuk tidak memakai diapers. Tapi ternyata Uti belum siap. "Lha nanti kalau ngompol di kasur gimana? Kasurnya berat, Uti nggak kuat njemur sendirian", kata Uti sambil menyodoriku sebuah diapers. Saya masih mencoba menjelaskan, tapi Uti tetap tidak bisa menerima jika akhirnya nduk Ayu mengompol di kasur Uti. Baiklah, saya pun tidak mau berdebat akhirnya saya menyerah, saya memakaikan nduk Ayu diapers lagi. Sampai sore hari karena kami baru pulang ke rumah kontrakan sore hari. Ternyata toilet trainning memang perlu dukungan dari lingkungan. Kalau mas Jo saja memang sudah saya jelaskan dari awal dan insyaAllah mas Jo siap, mendukung dan mau bekerjasama. Jadi walaupun sedang saya tinggal berdua nduk Ayu dan mas Jo, mas Jo pun tidak akan memakaikan diapers. Tapi ternyata Uti belum siap. Baiklah tidak masalah, toh kami ke rumah Uti hanya seminggu sekali dan mungkin minggu depan saya tidak boleh lupa membawa perlak. Dan semoga saja Uti segera siap, mendukung dan ikut bekerjasama dalam proses toilet trainning nduk Ayu.

#Hari4
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Sabtu, 02 Desember 2017

Hari 3 : Mengompol tiga kali sehari

Setelah mandi pagi, nduk Ayu tidak saya pakaikan diapers. Berkali-kali juga saya soundingkan untuk pipis di kamar mandi. Dia pun sudah mulai bisa menirukan ucapan kata "pipis". Tidak lama setelah bermain kemudian dia tertidur tanpa diapers tetapi saya beri alas perlak di atas kasur, mengingat kasur kami yg beratnya bukan main dan perlu berpikir ulang jika harus menjemurnya setelah terkena pipis. Selang satu setengah jam, nduk Ayu sedikit terbangun dan saya buru-buru menyusuinya agar tetap melanjutkan tidurnya. Dan ternyata saya pun ikut tertidur karena cuaca dingin. Kemudian ketika saya terbangun saya mendapati celana saya basah. Ya, nduk Ayu mengompol. Saya memegang celananya juga basah, tapi saya mencurigai dia juga pup. Dan ternyata benar, selain pipis dia juga pup. Segera saya mengajaknya ke kamar mandi untuk dibersihkan. Kemudian saya pun melanjutkan aktifitas menemaninya bermain. Siang hari ketika saya di dapur untuk menyiapkan makan siangnya tiba-tiba dia menyusul dan "tuuurrrr", nduk Ayu mengompol di dapur. Oke tidak masalah, segera saya bersihkan.

Tak lama kemudian Della, anak tetangga saya yg juga teman bermain nduk Ayu datang dan mereka bermain bersama. Di tengah bermain "tuuurrr", ya dia mengompol lagi. Oke tidak masalah, segera saya bersihkan. Siang menjelang sore, saat Della sudah pulang, tiba-tiba nduk Ayu berjalan menuju kamar mandi, saya pun segera menyusulnya sambil bertanya, "nduk Ayu mau pipis di kamar mandi ya?". Kemudian saya membimbingnya masuk dan melepas celananya. Berkali-kali saya ucapkan "nduk Ayu pipis ya, tuuurrr". Saya tunggu beberapa menit api ternyata dia malah asyik bermain air dan pesawat-pesawatan mainannya saat mandi. Saya pun menyerah, "Yaudah nggak apa-apa kalo belum mau pipis, sekarang keluar yuk, pakai celananya, mainnya di depan lagi ya". Setelah mandi sore saya pakaikan diapers lagi, karena kami akan pergi ke penjahit untuk mengukur baju. Oke hari ini belum berhasil, nduk Ayu mengompol tiga kali dalam sehari. Tidak masalah, besok kita coba lagi ya nduk Ayu.

#Hari3
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Jumat, 01 Desember 2017

Hari 2 : Kamar mandi rumah Uti yang asing

Hari kedua tantangan toilet trainning, tapi saya terpaksa memakaikan nduk Ayu diapers setelah mandi pagi. Ya, karena kami akan pergi membeli kain untuk pernikahan salah seorang sahabat. Dan rasanya saya belum siap jika akhirnya nduk Ayu mengompol di toko kain. Saya pikir nanti begitu pulang ke rumah Uti diapers akan saya lepas. Siang hari sesampainya di rumah Uti, nduk Ayu bermain sebentar kemudian saya melepas diapersnya. Tak berapa lama dia pun tertidur.

Setelah 2 jam dan dia terbangun kemudian saya mengajaknya ke kamar mandi. Saya tidak menggandengnya tapi saya menggendongnya ke kamar mandi karena jarak antara kamar ke kamar mandi cukup jauh dan melewati sumur yg cukup licin. Saya pun mencoba mengkomunikasikan pada nduk Ayu dengan mengatakan, "Nduk Ayu nanti kalau pipis di kamar man..." Dan nduk Ayu pun menjawab, "...di". Tetapi ketika sampai di kamar mandi, nduk Ayu menangis dan tidak mau turun dari gendongan, ya mungkin karena merasa asing dengan kamar mandi rumah Uti. Akhirnya saya mengajaknya keluar, memakaikan celana kembali dan nduk Ayu kembali bermain tanpa diapers. Sore hari saya mendapat kabar dari mas Jo bahwa rumah kontrakan sudah selesai diperbaiki, saya pun berkemas-kemas dan mengajak nduk Ayu pulang. Setelah berpamitan dengan Uti kami pun pulang. Ya toilet trainning hari ini belum berhasil. Kita coba lagi besok ya nduk, semoga ada kemajuan. Semangat...

#Hari2
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Kamis, 30 November 2017

Hari 1 : Memulai lagi toilet trainning

Alhamdulillah hari ini masuk tantangan game level 2 tentang melatih kemandirian anak. Kali ini saya akan melatih kemandirian nduk Ayu mengenai toilet trainning. Sebenarnya beberapa waktu lalu sudah mencobanya, tapi tiba-tiba jogja diserang cuaca buruk, hujan berhari-hari. Akhirnya saya pun memakaikan nduk Ayu diapers lagi. Dan akhirnya dengan adanya game ini saatnya berjuang mencoba toilet trainning lagi bersama nduk Ayu. Target saya nduk Ayu lulus toilet trainning untuk siang hari dulu, karena untuk malam hari saya masih belum siap jika tidur nduk Ayu terganggu. Dua hari ini saya dan nduk Ayu mengungsi ke rumah Uti (ibu saya) karena rumah kontrakan kami secara tidak langsung terkena dampak badai cempaka ini. Hanya rumah kontrakan kami, karena mungkin dulu ada yg tidak beres saat proses pembangunannya jadi ketika diguyur hujan deras berhari-hari mengakibatkan lantainya amblas sekitar 5 cm dan ubin pun pecah berantakan. Saat ini sedang dalam proses perbaikan jadi untuk sementara kami ke rumah Uti dulu.

Sebenarnya pagi ini saya sudah ingin memulai toilet trainning. Tapi ternyata stok celana ganti tertinggal di rumah kontrakan. Saya tidak mau mengambil resiko nduk Ayu tidak bercelana karena stok celana di rumah Uti menipis. Dan baru sore harinya mas Jo bisa mengantarkannya. Akhirnya saya pun gagal memulai toilet trainning hari ini dan nduk Ayu tetap masih menggunakan diapers. Semoga saja besok rumah kontrakan sudah selesai diperbaiki dan lusa kami sudah kembali. Bismillah besok kami akan memulai toilet trainning di rumah Uti.

#Hari1
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

 

Sabtu, 18 November 2017

Aliran rasa game level 1

Alhamdulillah sedikit demi sedikit, pelan-pelan saya berusaha mempraktekkan komunikasi produktif kepada suami saya, mas Jo. Awalnya memang terasa sulit, beberapa kali gagal. Tetapi setelah berhasil saya merasa komunikasi kami menjadi lebih enak, lebih nyaman, tentunya dengan sedikit bumbu-bumbu canda, tak lupa juga memperhalus ucapan dengan kata "tolong", "maaf" dan "terimakasih. Saya pun menjadi belajar sedikit menahan emosi saya, memilih waktu yg tepat berkomunikasi untuk menjaga mood mas Jo, menghindari kalimat tuduhan. Dan akhirnya kami pun saling mengerti, saling memahami. Saya mengerti mas Jo yg pelupa dan sedikit ceroboh. Mas Jo mengerti saya yg "moody" dan terkadang sensitif.


Hari 17 : Positif thinking

Nduk Ayu terjatuh, lututnya lecet dan menangis menjerit-jerit. Pagi tadi saat bermain di luar bersama saya. Setelah selesai diberi obat, saya menggendong dan berusaha menghiburnya tapi tangisnya pun tak kunjung reda sampai akhirnya mas Jo turun tangan. Mas Jo menggendongnya, membawanya keluar, tak berapa lama mereka pulang dengan kondisi nduk Ayu sudah tertidur di gendongan mas Jo. Kemudian nduk Ayu dipindahkan tidurnya ke kasur dan saya lanjut menyusuinya agar tidak terbangun. Setelah saya merasa nduk Ayu sudah tidur pulas. Baru saja saya turun dari kasur ternyata nduk Ayu terbangun dan kembali menangis menjerit-jerit. Saya berusaha menyusuinya dan menggendongnya berharap nduk Ayu bisa tertidur lagi tapi ternyata gagal. Mas Jo turun tangan lagi, mengambil nduk Ayu dari gendongan saya sambil berkata pelan, "Harusnya ditunggu sampai bener-bener pules dulu ya". Saya yg merasa bersalah pun meminta maaf, "Iya mas, lha tadi udah bener-bener tidur, biasanya ditinggal juga nggak apa-apa. Maaf ya mas". Mas Jo pun menjawab "Iya nggak apa-apa, mungkin emang lagi ngerasa sakit jadi nggak bisa tidur". Ya, kami berpositif thinking, tidak saling menyalahkan dan bekerjasama untuk menenangkan nduk Ayu. #hari17 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Jumat, 17 November 2017

Hari 16 : Menghindari kalimat tuduhan

Jam 15.00 terlihat mas Jo bersiap pergi. Ternyata benar, setelah sholat ashar mas Jo mengatakan jika akan berangkat. Saya memintanya untuk menjaga nduk Ayu sebentar saja sementara saya akan ke kamar mandi. Tetapi di kamar mandi saya melihat wadah sabun mandi yg dibiarkan miring hampir tumpah. Saya pun tidak mau insiden sabun cuci piring 2 hari yg lalu terulang lagi. Tapi kali ini jelas, mas Jo lah pelakunya karena terakhir menggunakannya untuk mandi sebelum sholat Jumat. "Kok sabun mandinya bisa gini mas, nanti kan bisa tumpah", saya sengaja bertanya dengan suara pelan setengah bergumam. Ternyata mas Jo mendengarnya. Mas Jo segera meminta maaf dan meminta tolong saya untuk membetulkannya agar tidak tumpah. Ternyata lebih enak, lebih nyaman didengar. Saya menggunakan suara pelan dan tidak menggunakan kalimat tuduhan untuk menghindari "pertempuran" karena mas Jo akan pergi. Dan akhirnya disambut dengan kata maaf dan tolong dari mas Jo. #hari16 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Kamis, 16 November 2017

Hari 15 : Laki-laki tidak perlu pertanyaan

Mas Jo yg sedang galau. Walaupun selalu terlihat santai tapi mas Jo juga bisa galau. Galau tentang pekerjaan. Bukan karena dimarahi atasan karena mas Jo bukan pekerja kantoran, bukan juga bermasalah dengan rekan kerja karena mas Jo bekerja sendirian. Ya, sebagai seorang "self employee", kegalauannya masalah pekerjaan adalah ketika sedang tidak ada orderan. Rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga yg membuatnya merasa bersalah, padahal saya tidak pernah menuntutnya untuk masalah finansial. Bagi saya, rizki memang sudah ada yg mengatur. Tapi mas Jo tetaplah mas Jo, seorang kepala keluarga, orang yg merasa paling bertanggung jawab atas nafkah keluarga. Mas Jo terlihat murung, dan tidak banyak bicara sejak pagi. Saya yg mengerti kondisi ini tidak mencercanya dengan banyak pertanyaan. Saya bersikap seperti biasa. Sampai siang hari mas Jo baru pergi, dan pulang sehabis maghrib. Akhirnya mas Jo mulai bicara dengan sebuah permintaan maaf. Dengan tersenyum saya pun menjawab, "Nggak apa-apa mas, insyaAllah rizki sudah ada yg mengatur, mas sudah berusaha. Mas tidak perlu merasa bersalah dan meminta maaf, mau seperti apapun mas, aku dan nduk Ayu tetap sayang mas dan selalu mendukung setiap usaha mas kok". Tampak terlihat senyuman dengan sedikit kelegaan di wajah mas Jo., walaupun saya tahu di dalam hatinya masih ada kegalauan. Dan saya akhirnya menyadari, laki-laki tidak perlu pertanyaan. Terkadang sikap yg tidak biasa sudah dapat menjelaskan segala kondisi. #hari15 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Rabu, 15 November 2017

Hari 14 : Sedikit menahan emosi ditambah dengan bumbu canda

Sore ini saat akan memasak untuk makan malam tiba-tiba mood saya hancur berantakan melihat sabun cuci piring kemasan besar yg baru saya buka kemarin ternyata tumpah berceceran memenuhi wastafel. Setan pun menggelayuti untuk segera menuduh mas Jo yg menyenggolnya atau menaruh dengan posisi tidak tepat setelah menggunakannya untuk mencuci tangan tadi. Karena saya tidak merasa menumpahkannya dan menurut saya mas Jo memang cukup sering berbuat kekacauan di dapur. Tapi akhirnya saya tahan emosi saya sambil bertanya pada mas Jo, "Aduh mas, ini kok sabunnya bisa tumpah banyak banget gini ya. Terus gimana ini beresinnya, kan sayang banget kalau kebuang". Mas Jo yg melihat tanda-tanda cemberut di wajah saya langsung melontarkan candaannya, "Jangan dimarahin ya sabunnya, kasihan dia nggak salah mungkin tadi kesenggol wajan jadi tumpah". Seketika kami pun tertawa terbahak-bahak. Akhirnya saya pun tidak jadi marah. Hanya dengan menahan emosi sedikit saja ditambah dengan "seuprit" bumbu canda bisa menjaga komunikasi kami tetap lancar. Dan yg jelas bisa menjaga si sabun cuci piring dari amukan saya. #hari14 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Selasa, 14 November 2017

Hari 13 : Quality time kami

Mas Jo libur hari ini. Dari pagi sampai malam mas Jo tidak pergi kemanapun. Di rumah, bertiga bersama saya nduk Ayu. Kami senang dengan "quality time" ini, terbukti nduk Ayu menjadi sangat manja pada mas Jo. Begitu juga mas Jo juga terlihat senang bermain bersama nduk Ayu seharian. Nduk Ayu yg mulai senang mencari perhatian selalu merengek-rengek minta bermain sepeda keluar padahal di luar sedang hujan. Saya melihat mas Jo dengan sabarnya menggendong sambil memberinya pengertian membuat hati saya menjadi adem. Kami pun terus mengobrol sambil bercanda dan mood saya terjaga sepanjang hari, komunikasi kami berjalan dengan lancar. Dari "quality time" bersama keluarga hari ini saya memetik satu pelajaran. Ya, saya rasa semua istri di dunia ini akan bahagia jika suami selalu berada di rumah, tapi tetap punya uang, hehehe #hari13 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Senin, 13 November 2017

Hari 12 : Maaf dan terimakasih

Walaupun gerimis, hari ini adalah hari Senin yg saya tunggu. Ya, jam 8 pagi jadwal saya senam aerobik. Walaupun baru ikut sekali, tapi mas Jo sangat mendukung bahkan dengan senang hati menjaga nduk Ayu selama saya senam. Kata mas Jo demi kesehatan fisik saya di tengah rutinitas mengurus rumah dan nduk Ayu saya harus berolahraga. Sebenarnya saya suka olah tubuh, dulu sebelum menikah saya rutin menari jawa klasik, bahkan sampai beberapa kali pentas di kraton jogja dan beberapa kali di pernikahan, hasilnya memang terasa tubuh saya menjadi "fresh and healthy". Tapi setelah menikah rasanya sulit jika saya harus berlatih menari lagi. Akhirnya saya ikut senam aerobik di sanggar dekat rumah. Dan pagi ini dengan semangat saya menyiapkan perlengkapan senam. Dengan halus saya sampaikan permintaan maaf saya pada mas Jo karena meninggalkan nduk Ayu sebentar dan juga berterimakasih karena mas Jo bersedia menjaga nduk Ayu, "Mas maaf ya, tak tinggal sebentar sama nduk Ayu, makasih banget mas udah diijinin ikut senam". Begitu juga kusampaikan pesan pada nduk Ayu, "Sama ayah dulu ya nak, Ibu tinggal senam sebentar cuma 1 jam, nanti pulang main sama Ibu lagi ya". Seperti itulah komunikasi kami, kami tidak lupa saling mengucapkan maaf dan terimakasih, selain untuk mengajarkan pada nduk Ayu tapi memang terasa lebih nyaman didengar. Akhirnya saya pun berangkat, tapi ternyata... eng ing eng... Senam libur karena hujan. Dan akhirnya saya pulang lagi. #hari12 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Minggu, 12 November 2017

Hari 11 : Komunikasi produktif anti baper

Kesalahpahaman terjadi lagi. Kali ini tentang kuota internet. Pagi ini saya katakan pada mas Jo bahwa kuota saya habis dan saya berniat untuk membelinya. Pengalaman terakhir saya membeli 2 kali tapi selalu bermasalah, karena memang biasanya mas Jo yg membelikan tapi akhirnya bisa setelah mas Jo membawa kembali ke konter. Dan benar saja, saya membeli kuota pun tidak bisa digunakan. Padahal saya sudah menuruti kata mas Jo untuk bertanya dulu pada penjual apakah sudah aktif dan bisa langsung dipakai, bahkan saya pasang langsung di sana. Tapi ternyata salah, saat di sana bisa saya coba karena memakai pulsa reguler. Dan benar saja sesampai di rumah, pulsa saya langsung habis dan internet pun tidak bisa. Saya mengadukannya pada mas Jo lewat sms saat mas Jo masih bekerja. Dan saya meminta tolong agar Mas Jo membawa kembali ke konter agar bisa digunakan seperti sebelum-sebelumnya. Tapi sesampainya mas Jo di rumah ternyata saya menjadi bulan-bulanannya. Sambil bercanda dan mengejek saya mas Jo berkata "Kan sudah kubilang, nanti mas aja yg beli, rencana mas mau belikan yg isi ulang aja biar nggak usah ribet daftarnya". "Ya kan tadi juga sudah sesuai saran mas dipasang disana, kukira bisa tapi ternyata salah, maaf ya mas", jawabku sambil merayunya meminta mas Jo untuk kembali ke konter. "Tuh kan, kamu kalau bikin kesalahan selalu saja mas yg disuruh tanggung jawab", kata mas Jo yg membuat saya langsung baper. Saya bisa saja langsung cemberut mendengar kalimat itu. Tapi tidak, saya membalasnya dengan bercanda, "Biarin, weeeekkkk". Dan akhirnya kami tertawa bersama dan melanjutkan candaan yg lain. Indahnya komunikasi produktif anti baper. #hari11 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Sabtu, 11 November 2017

Hari 10 : Kami pun saling mengerti

Alhamdulillah pagi ini nduk Ayu sudah tidak demam lagi. Dia bermain dan ceria seperti biasanya. Tapi saya yg hari ini haid di hari pertama merasakan nyeri punggung dan pinggang membuat saya enggan beranjak dari tempat tidur. Seperti biasa, mas Jo yg sudah cukup lama mengenal saya pun meminta saya untuk tidak memasak hari ini, "sakit ya, yaudah hari ini nggak usah masak aja ya, nanti biar mas beliin maem". Saya pun tetap ke dapur, berniat hanya akan menanak nasi, tapi ternyata akhirnya saya memasak juga. Saya pikir memang lebih irit jika saya tetap memasak. Sore harinya melihat mas Jo lelah pulang kerja, saya menyuruhnya beristirahat. Sementara saya membersamai nduk Ayu yg masih senang-senangnya dengan sepeda baru tidak mau berhenti meminta didorong terus kesana kemari. Selang beberapa lama mas Jo melihat kami keluar, mendapati saya mulai lelah, mas Jo pun menyuruh saya beristirahat dan bergantian menjaga nduk Ayu. Semua pun terasa lebih ringan. Komunikasi produktif ini selain membuat saya lebih menahan emoai saat lelah, juga bisa membuat saya melihat mas Jo semakin mengerti saya. Kami pun saling mengerti, saya mengerti diri saya sendiri, saya mengerti mas Jo dan mas Jo mengerti saya. #hari10 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Jumat, 10 November 2017

Hari 9 : Memilih waktu yang tepat

Hari ini nduk Ayu bangun lebih pagi dari biasanya. Tak berapa lama dia pun meminta bermain sepeda keluar. Seperti biasa seharian nduk Ayu ceria, saat video call dengan sepupunya pun heboh. Tapi setelah mandi sore saya meraba badannya sedikit demam. Sore harinya ternyata demamnya belum berkurang dan mulai keluar cairan dari hidungnya sampai akhirnya nduk Ayu rewel dan terus menerus meminta gendong. Semoga saja ini hanya common cold, tapi jujur saja saya khawatir karena mengingat riwayat kesehatan nduk Ayu. Ya, nduk Ayu sudah 2x opname karena sesak nafas, kata dokter dia memang mudah sesak nafas jadi kalau sakit harus segera diobati. Di tengah kekhawatiran saya, saya pun harus memilih waktu yg tepat untuk memberi kabar pada mas Jo. Saya harus menunggunya pulang, baru pelan-pelan memberitahu kondisi nduk Ayu. Saya tahu mas Jo adalah orang yg akan langsung panik jika terjadi sesuatu pada keluarga. Saya pun menahan untuk tidak memberitahunya dulu lewat WA untuk meminimalisir kesalahpahaman yg terjadi akibat rasa panik. Setidaknya saat bertatap muka langsung dengan mas Jo, kami saling menenangkan, membahas langkah selanjutnya dengan kepala dingin tanpa panik dan komunikasi menjadi tetap aman. #hari9 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Kamis, 09 November 2017

Hari 8 : The power of eye contact

Semalam mas Jo lembur. Ya begitulah mas Jo dan pekerjaannya, seorang penjual perlengkapan kasir dan teknisi software kasir. Tiba-tiba saja ada telpon jam 10 malam dari konsumennya, komputer kasir di tokonya mati dan tidak bisa berjualan padahal tokonya buka 24 jam. Mas Jo pun diminta untuk datang dan memperbaiki kerusakan. Setelah meminta ijin saya, mas Jo pun berangkat dan mengatakan bahwa mungkin tidak pulang malam itu karena belum tahu juga seberapa berat kerusakannya. Jam 7 pagi mas Jo pulang sambil membawa bubur untuk sarapan kami. Tak lama kemudian mas Jo mengatakan sepertinya diare. Saya memberinya obat sambil menatap matanya, "mas kelelahan ya, minum obatnya terus istirahat ya". Setelah minum obat, mas Jo menjawab, "iya nggak apa-apa kok, nanti masih ada kerjaan". Di sinilah peran kontak mata, untuk menunjukkan bahwa sejujurnya saya benar-benar peduli pada mas Jo dengan segala tanggung jawab yg sedang diembannya. Tanggung jawab mencari nafkah yg halal untuk saya dan nduk Ayu, dan juga tanggung jawab memenuhi kebutuhan dan menangani keluhan konsumen. Semoga mas Jo selalu dilimpahkan kesehatan dan keberkahan rizki. Aamiin. #hari8 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Rabu, 08 November 2017

Hari 7 : Pentingnya menjaga mood pasangan

Hari ini paket komplit, mas Jo hp nya eror dan motornya mogok. Saya yg melihat keadaan ini berpikir agar bagaimana tetap menjaga mood mas Jo, jangan sampai saya salah dalam berkomunikasi. Saya menjaga kata-kata, intonasi dan gestur saya jangan sampai menyinggung perasaannya dan memperburuk harinya. Sambil menggendong nduk Ayu saya menghampiri mas Jo yg penuh keringat saat sedang berusaha memperbaiki motornya. Saya pun menanyakan kerusakannya dan menyarankan membawanya ke bengkel sambil mengantarkan jus sirsat kesukaannya. Mas Jo hanya menjawab seadanya dan masih melanjutkan usahanya, sampai akhirnya motornya bisa menyala lagi. Mas Jo pun bersiap untuk pergi, meminjam hp saya karena hp nya eror dan segera kuberikan. Alhamdulillah komunikasi kami aman. Begitulah di usia pernikahan kami yg baru 2,5 tahun ini setidaknya kami sedikit tahu satu sama lain. Saat mas Jo mungkin sedang dalam masalah saya berusaha tidak membuatnya tambah emosi, begitu pula misalnya saat saya sedang PMS, mas Jo tahu dan berusaha untuk selalu membuat saya nyaman. Komunikasi yg produktif memang sangat berperan penting dalam menstabilkan emosi pasangan yg sedang kacau. #hari7 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Selasa, 07 November 2017

Hari 6 : Yang spontan memang lebih berkesan

Sudah beberapa hari ini saya dan mas Jo memang berencana untuk membelikan sepeda untuk nduk Ayu. Karena nduk Ayu memang belum punya sepeda jadi setiap melihat temannya membawa sepeda nduk Ayu sering memegang-megang, jika temannya tidak memperbolehkan pun terkadang berujung rebutan. Saya dan mas Jo pun sepakat untuk membelikannya sepeda. Pagi ini setelah sarapan kami pun ngobrol santai dan membahas tentang sepeda. "Kemarin kita liat sepedannya dek Veda itu belinya baru tapi merk nya bukan family ya. Mending beli second aja tapi yg family biar awet, kan ada tu sepeda second tapi kondisinya masih bagus" saya mengawalinya. Mas Jo pun sontak menjawab, "Mana ada second?". "Ada yo, di sana tu toko sepeda berjejer banyak ga cuma satu, dan yg jual second juga banyak. Kalo ga percaya ajak aku kesana ntar aku kasih liat mana yg jual sepeda second", jawabku. "Yaudah ayo", sahut mas Jo. Saya pun kaget, "Hah beneran mas? Nggak sekarang juga nggak apa-apa lho". "Udah ayo berangkat". Dan akhirnya kami pun langsung berangkat membeli sepeda. Walaupun akhirnya membeli sepeda baru juga karena memang harganya tidak jauh berbeda. Dan kami puas. Beginilah komunikasi kami yg serba spontan. Kami jarang merencanakan akan kemana atau membeli apa dalam waktu lama. Semua serba cepat dan spontan hanya berawal dari obrolan ringan. Tapi menurut saya ini cukup produktif. Daripada membuat rencana panjang dan lama tapi pada akhirnya tidak terlaksana pasti akan berujung kekecewaan. Sebaliknya, semua hal-hal spontan kami terasa lebih berkesan dan kami pun bahagia. #hari6 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Senin, 06 November 2017

Hari 5 : Harus clear and clarify

Seperti rencana kemarin, pagi ini saya dan mas Jo berniat membawa nduk Ayu pijat. Tidak begitu jauh tempatnya, tapi kami berangkat jam 7 pagi untuk menghindari antrian. Mas jo yg lumayan pelupa harus selalu kuingatkan di mana belokan gangnya. Ketika sudah hampir sampai di belokan gang, saya melihat ada motor di belakang kami, saya pun bermaksud mengingatkan belokan gang sekaligus memberitahu bahwa ada motor di belakang. "Belakang motor, masuk gang kanan jalan", tetapi mas Jo tetap memacu motornya dan langsung berbelok kanan. Seeetttt... hampir saja kami tertabrak motor di belakang. Dan mas Jo pun sambil tertawa, "Oalah, tadi ngingetin kalo ada motor di belakang to, kirain disuruh belok kanan di belakang motor itu", sambil menunjuk bahwa di depan belokan gang ada motor yg terparkir. "Harusnya bilangnya yg jelas dong, awas mas ada motor di belakang kita, gitu". Saya pun meminta maaf dan kami tertawa. Jelas dalam komunikasi produktif itu harus "clear and clarify" tidak boleh panik dan terburu-buru. Beginilah jadinya. Alhamdulillah saja kami terhindar dari musibah. Semoga tidak terulang lagi. #hari5 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Minggu, 05 November 2017

Hari 4 : Ajaibnya kata maaf

"Maafin aku ya mas" itulah kalimat yang segera kuucapkan sambil menenangkan tangis nduk Ayu sesaat setelah terjatuh dari ranjang saat tidur. Ya Allah, saya merasa sangat lalai. Jam 2 dini hari, saat kami bertiga sedang tertidur pulas tiba-tiba terdengar suara keras disusul tangis nduk Ayu, saya pun segera melihatnya sudah di bawah ranjang dan saya pun menjerit panik dan langsung menggendongnya. Mas Jo pun ikut panik. Dan saya merasa amat sangat bersalah. Saya lalai menjaga nduk Ayu. Sedih sekali. Tapi alhamdulillah tangisnya tidak lama karena mungkin dia masih mengantuk dan jika saya lihat tidak ada yg terluka. Menjaga nduk Ayu adalah kewajiban saya dan mas Jo. Tapi saat terjadi hal yg tidak diinginkan pada nduk Ayu walaupun itu tidak sengaja kami pun saling meminta maaf. Bukan saling menyalahkan, karena hal itu hanya akan menambah masalah. Dan saat itu mas jo pun menjawab "Iya nggak apa-apa, besok kita lebih hati-hati ya, dia tidurnya udah muterin kasur". Walaupun saya tahu dalam hatinya masih ada penyesalan, kepanikan dan kekhawatiran. "Pokoknya maafin aku banget ya mas", dan obrolan selesai dengan kesepakatan membawa nduk Ayu pijet besok hari Senin. Benar-benar pelajaran berharga untuk kami. Semoga nduk baik-baik saja dan semoga tidak terulang lagi. Maafkan kami ya nduk Ayu sayang. #hari4 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Sabtu, 04 November 2017

Hari 3 : Komunikasi tetap aman di tengah fisik yang lelah

Ayu rewel. Hari ini hari yg cukup melelahkan. Pagi-pagi saya, nduk Ayu dan tante Mindy (sahabat saya yg juga tinggal di kontrakan sebelah) ada janji bermain ke rumah tante Ecik (sahabat kami yg rumahnya di daerah Bantul). Nduk Ayu yg sebenarnya mengantuk ternyata di jalan belum mau tidur juga, pas tinggal 5 menit lagi sampai tujuan malah tertidur dan sudah kuduga sampai tujuan langsung bangun, untung saja di sana nduk Ayu tidak rewel karena langsung bisa diatasi dan langsung seneng juga bermain bersama Nafiza, anaknya tante Ecik. Tapi begitu perjalanan pulang nduk Ayu tertidur pulas, sampai rumah juga tidak terbangun tapi tiba-tiba teman-teman nduk Ayu langsung masuk karena melihat pintu terbuka. Tidak berapa lama nduk Ayu pun terbangun dengan rewel dan sulit teratasi. Dan nduk Ayu yg sudah terlanjur "kagol" pun akhirnya rewel sampai menjelang tidurnya. Inilah tantangan saya di saat fisik yg lelah menghadapi kerewelan nduk Ayu, menghadapi mas Jo yg baru pulang kerja saya pun berharap komunikasi saya tetap produktif. Alhamdulillah saya bisa menjaga mood saya tetap aman karena ada tamu yg datang, ibu saya dan tante Mindy berkumpul di rumah dan bercerita banyak hal. Dan akhirnya semua tamu pulang saat sudah malam, tak lama setelahnya kami bersiap tidur. Alhamdulillah hari ini terlewati dengan komunikasi saya dan mas Jo yg aman dan lancar jaya. #hari3 #gamelevel1 #tantangan10 hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Jumat, 03 November 2017

Hari 2 : Menonton bola dengan TV "portabel"

Pagi ini bangun tidur saya agak terkejut melihat mas Jo tidur di ruang depan dengan kondisi yg lumayan berantakan. Saya pun fokus pada monitor tv di sudut ruangan yang memang sebenarnya tidak pernah dinyalakan lagi saat itu dalam kondisi tersambung aliran listrik dan antena yang nangkring di mainan kuda-kudaan nduk Ayu. Saya pun bertanya pada mas Jo dengan nada halus "kayaknya kok berantakan ya mas?" dan mas jo pun menjawab "iya itu tv nya tadi malam habis buat nonton bola". Sudah kuduga, seperti yang sudah-sudah juga. Setelah mas Jo selesai menonton bola, tv tidak segera dibereskan, ya saya pikir mas Jo sudah ngantuk dan belum sempat membereskan tv tapi sudah ketiduran atau bisa juga tim kesayangannya kalah dan membuatnya malas mematikan tv sehingga memilih untuk langsung tidur. Saya menganggap mas Jo lupa dan kurang disiplin dan ini mengganggu saya karena nduk Ayu sudah bangun dan bisa membahayakannya saat bermain karena disitulah area bermain nduk Ayu lengkap dengan keranjang mainan dan bukunya. Akhirnya saya katakan pada mas Jo dengan nada yg halus juga "nanti tolong diberesin ya mas" dan mas Jo pun menjawab "iya, mas beresin depan, kamu beresin belakang ya". Selesai dan semua beres. Tapi mungkin akan berbeda jika saat itu saya bertanya dengan nada marah karena jujur saja saya bisa bad mood sepanjang hari jika pagi-pagi sudah melihat sesuatu yg berantakan, tidak pada tempatnya dan apalagi bisa membahayakan nduk Ayu padahal saya merasa malamnya sudah saya bereskan semuanya. Alhamdulillah hari ini komunikasi produktif sudah mulai terlaksana. #hari2 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Kamis, 02 November 2017

Hari 1 : Mas Jo yang pelupa

Hari ini adalah hari pertama tantangan komunikasi produktif dari kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Saya memilih suami saya, mas Jo sebagai partner dalam tantangan ini. Karena anak saya, nduk Ayu masih berusia 1,5 tahun walaupun sudah paham jika diajak bicara tapi baru bisa ah ih uh, sebenarnya komunikasi saya dan nduk Ayu pun sudah 2 arah tetapi memang masih terbatas dan sederhana. Mas jo adalah sosok yg sangat pelupa dan di sinilah tantangan saya yang 24 jam membersamainya. Sehingga yg menjadi PR kami adalah yg pertama bagaimana mendisiplinkan mas Jo agar tertib menaruh barang agar mudah mencari saat lupa, dan yg kedua adalah bagaimana menahan emosi saya saat suasana genting harus menghadapi mas Jo yg melupakan sesuatu yg juga penting. Dan hari ini terjadilah. Pagi ini kami berencana mengunjungi rumah Uti yg baru saja pulang dari Serang. Seperti biasa mas Jo menyiapkan motor dan saya bersiap membawa barang2. Ketika sudah siap, nduk Ayu sudah dalam gendongan, barang bawaan sudah di tangan dan kami sudah di luar rumah, tinggallah mas Jo mengambil helm dan mengunci pintu. Saya dan nduk Ayu menunggu cukup lama dan kami mulai kepanasan, dan terdengarlah pertanyaan mas Jo yg menguji emosi : "Lihat kuncinya dimana ga?". Dan seketika saya pun menjawab : "Enggak" sambil cemberut. Kami pun saling pandang dan mas Jo memintaku untuk tersenyum. Astaghfirullah, saya pun tersadar, kaidah komunikasi produktif 7:38:55 (aspek verbal 7%, intonasi suara 38%, bahasa tubuh 55%) terbukti benar. Baru saja saya melakukan komunikasi yang tidak produktif karena saya cemberut dan dengan nada agak ketus padahal saya hanya mengucapkan satu kata saja. Seketika saya pun hanya nyengir. Oke mas Jo, maaf untuk hari ini, besok kita coba lagi ya. #hari1 #gamelevel1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip

Minggu, 30 Juli 2017

NHW 9

Di usia saya yang sudah seperempat abad ini saya merasa belum bisa memberi manfaat untuk orang lain dan belum berkontribusi apa-apa di linhkungan saya. Dngan minat bakat dan ketertarikan saya yang cukup "nyeleneh" ini, saya sedikit bingung bagaimana mengaplikasikan di bidang sosial sehingga menjadikan kegiatan yang saya bisa dan saya suka ini dapat bermanfaat untuk orang lain. Akhirnya saya pun mendapatkan ide yang "bismillah" semoga nanti dapat terwujud sehingga saya dapat membantu orang lain.

Minggu, 23 Juli 2017

NHW 8

MENENTUKAN MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS Berdasarkan NHW 7, ada beberapa aktivitas yg saya SUKA dan BISA. Sesungguhnya hal yg benar-benar saya suka dan saya bisa ada 2 yaitu mengerjakan soal matematika dan mengolah data penelitian dengan statistik. Yogyakarta yg merupakan kota pelajar ini setiap tahun ada ribuan mahasiswa datang dan ada juga yg akan lulus yg tentu saja akan melewati tugas akhir seperti skripsi dan thesis, sehingga di sini ada peluang mahasiswa yg memerlukan jasa saya. Sehingga di sini saya memilih fokus pada aktivitas mengolah data penelitian dengan statistik. Kemudian masuk pada pertanyaan “BE DO HAVE” 1. Saya ingin menjadi apa ? (BE) Saya ingin menjadi seorang konsultan data statistik 2. Saya ingin melakukan apa ? (DO) Saya ingin membantu orang memecahkan masalah yg berkaitan dengan data statistik 3. Saya ingin memiliki apa? (HAVE) Saya ingin memiliki kantor konsultan dengan beberapa partner agar memiliki jaringan yg lebih luas dan dapat membantu lebih banyak orang Berdasarkan 3 aspek dimensi waktu : 1. Apa yang ingin saya capai dalam kurun waktu kehidupan saya (lifetime purpose) Medidik anak agar menjadi anak sholeh dan sholehah, hidup mulia dan mati syahid 2.Apa yang ingin saya capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan) Lulus kuliah s2 dan membuka jasa olah data statistika 3. Apa yang ingin saya capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution) Mendapatkan beasiswa s2

Minggu, 16 Juli 2017

NHW 7

"RIRIN DWI JAYANTI, anda adalah orang yang suka dengan angka dan data, anda kurang yakin akan sesuatu yang sifatnya intuitif kecuali kalau anda juga punya bakat lainnya yang intuitif, banyak ideanya baik yang belum pernah ada maupun dari pikiran lateralnya, selain memiliki sifat analitis juga banyak idea, sering mempelajari latar belakang, senang olah pikir, menyendiri, senang ngotak ngatik mengembalikan sesuatu ke fungsi semula, senang menggabung-gabungkan beberapa teori atau temuan menjadi suatu temuan baru" Begitulah hasil dari tes ST30 yang ternyata sangat "aku banget". Saya merasa tidak salah memilih jurusan kuliah dan saya ingin melanjutkannya lagi. Berikut adalah kuadran aktivitas saya : Kuadran 1 (suka dan bisa) : - Mengerjakan soal matematika - Mengolah data penelitian dengan statistik - Membuat tas - Memodifikasi baju Kuadran 2 (suka tetapi tidak bisa) : - Mengajar - Menulis - Menjelaskan sesuatu kepada orang lain Kuadran 3 (tidak suka tetapi bisa) : - Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan orang lain - Bernegosisasi Kuadran 4 (tidak suka dan tidak bisa) : - Berbicara di depan umum - Berdagang Berikut ini adalah hasil tes ST30 saya :

Minggu, 09 Juli 2017

NHW 6

Ibu adalah seorang general manager bagi keluarga. Manajer logistik, manajer tata laksana rumah tangga, manajer pendidikan, manajer kesehatan, manajer keuangan dan serentetan peran manajer yang lainnya menjadi tanggung jawab seorang ibu. Ibu yang bergelar MM (Master of Multitasking) baik yang bekerja diluar rumah maupun bekerja di ranah domestic tentunya harus menjadi seorang manajer yang professional. Seluruh pekerjaan yang dilakukannya haruslah berlandaskan pada keikhlasan dan panggilan hati sehingga bernilai ibadah dan membuatnya tidak hanya menjadi sekedar ibu tetapi menjadi ibu professional yang menjadi kebanggaan keluarga. Dalam versi saya, 3 aktivitas terpenting adalah : 1. Beribadah Beribadah adalah hal terpenting dalam aktifitas sehari-hari saya karena dengan beribadah lah cara saya mencoba mendekatkan diri dengan Sang Pemilik Hidup. Walaupun terkadang saya menunda sebentar dengan alasan nduk Ayu yg belum bisa ditinggal sebentar. Saya akan berusaha lagi agar kegiatan ini semakin menjadi hal penting dan sangat mendesak agar tidak terjadi penundaan untuk melakukannya. 2. Membersamai Ayu Nduk Ayu, usianya 14 bulan, yang saat ini masih berada di masa golden age ini saya berusaha penuh membersamainya sepanjang waktu, memandunya agar dapat bermain dan belajar serta menstimulasi pertumbuhannya. Apalagi saat ini nduk Ayu sedang senang-senangnya berjalan dan selalu meminta untuk keluar rumah. Tugas saya pun menemani, menjaga dan mengawasinya mengeksplorasi lingkungan luar rumah agar tetap aman dan terarah. 3. Istirahat Kondisi fisik saya memang tidak memungkinkan saya untuk kelelahan. Saat melahirkan saya mengalami pre eklampsia yg ternyata adalah kondisi yg membahayakan bagi saya dan bayi saya saat itu. Dan semenjak drama persalinan itu, saya memiliki riwayat vertigo yg hampir selalu kambuh bahkan sampai mengakibatkan saya pingsan saat saya terlalu lelah, stress ataupun terlambat makan. Jadi, istirahat adalah hal penting bagi saya, bahkan suami saya pun akan memarahi saya jika saya kurang istirahat. Sedangkan 3 aktivitas yg bagi saya tidak penting adalah: 1. Bermain gadget Gadget memang sudah menjadi candu, mungkin tidak hanya untuk saya tetapi untuk hampir setiap orang. Gadget memang menawarkan segalanya, segala info, hiburan, belanja, bahkan mencari tukang bangun rumah pun bisa diperoleh dari gadget.Terkadang rasanya saya ingin bersantai sejenak melihat chat yang menunggu untuk dibaca pun ternyata begitu menyita waktu. Terlebih saat saya membersamai Ayu pun terkadang saya sempatkan mencuri waktu untuk menengok gadget. Hal ini tentunya tidak baik dan harus perlahan-lahan saya kurangi atau saya ganti waktunya. 2. Ngobrol dengan tetangga Saat nduk Ayu mulai merengek minta keluar pun akhirnya saya turuti. Di luar rumah pun banyak anak2 kecil yg bermain, terkadang juga ibu2 ikut keluar rumah. Di situlah kami para ibu sering mengobrol sambil mengawasi anak2. Tapi bagi saya hal ini sebaiknya dilakukan seminimal mungkin karena bisa mengganggu konsentrasi saat mengawasi anak2 dan juga tidak terlalu bermanfaat. 3. Tiduran dan bermalas-malasan Saat nduk Ayu sudah terlelap di malam hari, waktunya saya untuk mencuci dan membereskan rumah. Tetapi terkadang saya memilih untuk tiduran dan bermalas-malasan sebentar setelah seharian mengasuh nduk Ayu. Hal ini membuat saya sering terlena yg akhirnya terlambat mencuci dan memberekan rumah yg tentunya membuat istirahat malam saya berkurang. Berikut adalah jadwal aktivitas harian saya :

Minggu, 18 Juni 2017

NHW 5

Belajar bagaimana caranya belajar

Desain pembelajaran menurut para ahli :
*Reigeluth (1983), desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang.
*Rothwell & Kazanas (1992), merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi.
*Gagne, dkk (1992), mengembangkan konsep desain pembelajaran dengan menyatakan bahwa desain pembelajaran membantu proses belajar seseorang di mana proses belajar itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang.
*Gentry,1994, desain pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan umum tercapai
Jadi menurut saya, desain pembelajaran adalah rancangan proses belajar yang mencakup metode, langkah-langkah dan media yang digunakan dalam proses belajar sehingga dapat dicapai suatu tujuan belajar.

Dari definisi desain pembelajaran tersebut, saya mencoba membuat desain pembelajaran yang menurut saya efektif dan efisien yang insyaAllah akan saya terapkan pada anak-anak saya.
1. Membaca
Jujur saja saya memang bukan orang yang rajin membaca buku. Sebaliknya, suami saya adalah seorang pecinta buku. Yangembuat saya malu adalah ketika melihat koleksi buku-bukunya yg banyak, bahkan ketika pindahan rumah setelah menikah, bukunya jauh lebih banyak daripada pakaiannya. Tetapi saya selalu bosan membaca buku, saya lebih suka membaca artikel, testimonial, status-status facebook ataupun tulisan pendek yang lainnya. Saya menyadari betapa pentingnya membaca buku, sehingga saya ingin membiasakan membaca buku kepada anak-anak saya. Alhamdulillah suami saya selalu mendorong dan mendukung saya untuk mencoba membaca buku demi membiasakan kepada anak-anak. Pada tahap membaca ini, buku adalah media paling penting karena dilihat dari sumbernya, penulisnya dan penerbitnya, buku menjadi media yg paling terpercaya. Di samping artikel, berita, dll juga penting untuk menambah wawasan dan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
2. Diskusi
Saya dan suami selalu meluangkan waktu di malam hari untuk berdiskusi. Mendiskusikan banyak hal dan kejadian sangatlah menyenangkan bagi saya. Dan saya pun juga ingin membiasakan berdiskusi dengan anak-anak saya nanti. Selain untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang orang lain, berdiskusi juga bermanfaat untuk menjalin keakraban dan belajar empati. Medianya cukuplah waktu dan tempat untuk berkumpul keluarga dan membicarakan suatu hal.
3. Berkesimpulan
Dari hasil membaca dan berdiskusi, diharapkan diperoleh suatu kesimpulan dan kesepakatan. Medianya cukuplah catatan untuk mencatat hasil bacaan dan diskusi agar ilmu yg diperoleh tidak menguap begitu saja.
4. Mengaplikasikan
Setelah membaca, berdiskusi dan menarik kesimpulah, ilmu yg diperoleh sebaiknya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang diaplikasikan akan lebih mengena dan merasuk dalam kehidupan kita.

Dari desain pembelajaran tersebut, tujuan pembelajaran yang ingin saya capai untuk keluarga saya bukanlah nilai, rangking, menang kompetisi ataupun yang lainnya. Bagi saya tujuan belajar adalah memperoleh ilmu untuk memuaskan rasa ingin tahu. Yang ketika rasa ingin tahu telah terpenuhi, ada perasaan lega dan bahagia.
Jadi menurut saya, tujuan belajar dan menuntut ilmu adalah untuk berbahagia.

Minggu, 11 Juni 2017

NHW 4

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Dimulai dengan NHW#1 yang membuat saya harus memutuskan memilih matematika sebagai jurusan ilmu kehidupan yang akan saya perdalam lagi. Dan hingga saat ini pun saya masih terus bertekad kuat untuk menggelutinya. Matematika mengajarkan saya untuk mencari solusi dalam memecahkan suatu permasalahan dan kemudian mencari alternatif-alternatif yang lain sehingga saya bisa mengoptimalkan potensi yang telah Allah berikan pada saya.

b.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

NHW#2 yang membuat saya merasa lebih belajar tentang disiplin dan konsisten. Indikator keberhasilan yang membuat saya merenung dan bersemangat menjalani peran sebagai seorang individu, sebagai istri dan sebagai ibu. Jika dilihat, indikator keberhasilan ini tampak begitu panjang dan berderet dan kadang merasa sulit untuk mencapainya. Tapi memang demikianlah peran seorang wanita yang begitu banyak hingga kadang waktu 24 jam per hari begitu kurang untuk menyelesaikan kewajiban yang begitu banyak. Namun itulah wanita, makhluk super yang multitasking dan mampu menjalani berbagai peran sekaligus di kehidupannya.

c. Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

NHW#3 membuat saya harus membaca. Membaca kehendak Allah atas apa yang telah terjadi di kehidupan saya. Hal – hal yang membuat saya sangat mencintai dan bangga pada suami saya membuat saya mampu membaca potensi suami saya. Dikaruniai seorang anak, nduk Ayu yang begitu lincah dan mudah beradaptasi membuat saya selalu memperhatikannya yang sedang bersama siapa dan melakukan apa. Sedangkan saya yg menyukai matematika senang sekali menganalisis dan mencari alternatif untuk hal-hal yg akan saya jalani. Misalnya jika saya merencanakan untuk pergi ke suatu tempat bersama keluarga, saya selalu berandai-andai. Seandainya tiba-tiba hujan apa yg harus saya lakukan, seandainya hujan reda tapi nduk ayu tidur bagaimana, dan lain sebagainya. Selain itu, dalam pencatatan keuangan keluarga pun saya cukup detail mencatat pemasukan dan pengeluaran. Walaupun masih minim perencanaan karena sering ada pemasukan dan pengeluaran yg tidak terduga, setidaknya semua ter-record dengan aman. Dan saya sangat ingin mengajarkan kepada nduk Ayu tentang seni matematika dalam kehidupan sehari-hiri dan menerapkannya di dalam rumah.
Misi : Mengaplikasikan seni matematika dalam kehidupan sehari-hari
Bidang : Permainan anak, kauangan rumah tangga, dan diskusi tentang masalah, solusi dan alternatif.
Peran : Matematikawati

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

Untuk bisa menjadi seorang matematikawati yg handal dan bermanfaat, berikut tahapan-tahapan yg harus saya jalani :
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar permainan edukatif anak (terutama berkaitan dengan matematika)
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu mengenai perencanaan keuangan keluarga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu yg dapat menerapkan matematika sebagai sarana kemandirian finansial (misalnya mengajar, olah data, dll)
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang sosialisme matematika yaitu untuk membantu orang lain.

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Seribu langkah ke depan, dimulai dari satu langkah pertama. Saya akan memulai langkah pertama di tahun 2017 ini saat saya tepat berusia 25 tahun. Target saya adalah 10.000 jam terbang dalam menekuni bidang matematika yang dengan ijin Allah akan dilalui dalam waktu 4 tahun ke depan. Menekuni dan mempelajari bidang matematika sesuai yang saya targetkan dapat dilakukan dengan berbagai aktifitas seperti membantu mengerjakan soal matematika, mencari informasi beasiswa, memperdalam toefl sebagai syaratnya, dan yang saya harapkan pada akhirnya dapat memperoleh beasiswa kuliah matematika.
Tahapan – tahapan yang saya susun untuk dapat menjadi ahli di bidang matematika adalah sebagai berikut:
KM 0 – KM 2 ( tahun 1 dan 2 ) : Mengaplikasikam ilmu seputar bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif dan bunda shaleha
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Mencari informasi seputar beasiswa kuliah matematika dan mempersiapkannya
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Mendapatkan beasiswa kuliah matematika

f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Setelah mengoreksi checklist indikator ibu profesional pada NHW#2, ternyata ada beberapa hal mengenai ilmu-ilmu yg saya sebutkan di atas yg belum masuk didalamnya. Sehingga checklist dalam NHW#2 saya tambahkan sebagai berikut :
*Sebagai individu :
Belajar matematika dan toefl 1 jam sehari
*Sebagai istri :
Melakukan review pemasukan-pengeluaran keuangan keluarga di malam hari
*Sebagai ibu :
Memberikan permainan edukatif minimal 1 jenis sehari

g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Minggu, 04 Juni 2017

NHW 3

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Rumah tangga saya baru berusia 2 tahun. Terdiri atas 3 orang, saya, suami saya dan seorang anak perempuan lucu berusia 13 bulan, nduk Ayu. Kami hidup terpisah dari orang tua dan mertua dengan mengontrak rumah sendiri. Indah. Ya, karena kami benar2 bisa belajar banyak hal. Tapi memang di satu sisi terkadang saya merasa ingin dekat dengan ibu saya yg single parent tinggal seorang diri di rumah. Kadang saya merasa kasihan di hari tua ibu saya hidup sendiri, walaupun rumah ibu saya dan kontrakan saya hanya berjarak sekitar 5 menit dan ibu saya juga masih senang bekerja. Ya InsyaAllah suatu saat nanti saya pasti akan tinggal bersama ibu saya saat situasi dan kondisi sudah memungkinkan. Sementara saat ini saya bersama keluarga saya sedang belajar sebanyak2nya tentang hidup. Kami sedang berusaha belajar bagaimana membangun peradaban dari dalam rumah.

Suami saya, Johan Satori, 7 tahun lebih tua dari saya.
Dewasa. Ya, satu sifat pertamanya yg terlintas di pikiran saya. Kedewasaannya benar2 mampu membuat saya tenteram se-tenteram-tenteramnya. Dalam kondisi segenting apapun dia mampu tenang yang kemudian membuat saya juga mampu menghadapi semuanya. Tapi terkadang saya merasa berdosa dengan sikap kekanak-kanakan saya, saat terjadi keributan kecil selalu dialah yg terlebih dahulu meminta maaf. Saat saya berselisih paham dengan ibu saya, dialah yg selalu mendinginkan suasana tanpa memihak salah satu. Bahkan ibu saya pun sudah mengakui kedewasaannya.
Penyayang keluarga. Terbukti saat saya sedang hamil dan kemudian sakit, dia rela langsung pulang demi melihat kondisi saya yg padahal saat itu dia tengah bekerja. Bahkan dia tidak takut dipecat karena hal itu karena baginya keluarga adalah nomor 1 dan rezeki bisa dicari dengan jalan lain. Dia tidak pernah keberatan mengeluarkan banyak uang untuk membahagiakan keluarga. Dia selalu memenuhi kebutuhan anak kami. Bahkan setiap 2 atau 3 hari sekali dia selalu mengajak saya keluar hanya walaupun hanya sekedar membeli diapers, dia benar2 memahami kondisi saya.
Supel. Ya, dia sangat mudah akrab dengan orang lain bahkan yg baru saja dikenalnya. Karena pekerjaannya yg sering bertemu dengan orang baru, hal ini sangat cocok dengannya. Dan senangnya saya ketika dia pulang kerja menceritakan pengalaman luar biasa orang2 yg baru saja dia temuinya. Selain itu, dia sangat mudah mengambil hati orang lain, terbukti ketika berkenalan dengan orangtua saya dan langsung "klik" dan tidak begitu lama akhirnya kami menikah.
Sebenarnya masih banyak sifat2nya yg sangat membuat saya terkesan. Baginya kebahagiaan adalah jika melihat orang2 disekelilingnya juga bahagia. Jika saya lihat ternyata memang kemampuan sosialnya di atas rata-rata itu semoga menurun pada anak2 kami. Saya benar2 bersyukur dan merasa bangga dia menjadi suami saya dan ayah dari anak saya.
Dan tibalah saatnya saya menulis surat cinta untuknya. Perasaan deg-degan dan campur aduk saat menunggu responnya. Saya menyampaikan surat cinta saya via whatsapp yg kukirim padanya saat dia berada di samping saya. Dan kira-kira beginilah responnya :

Suami : (sambil liat hp) "wuss surat cinta untuk suamiku.. sini peluk.."
Aku : "ihh.. baca dulu sampe selesai lah mas"
Suami : (baca sebentar) "iya udah, sini peluk"
Aku menghampirinya dan kemudian hening
Aku : "udah gini doang responnya?"
Suami : (sambil tertawa) "sayang, laki-laki itu adalah orang yg paling ga bisa lebay"
Aku : #%$&@

Anak kami, Ayunindya Satori, 13 bulan.
Jarang rewel. Ya, di saat bayi2 newborn yg lain sering membuat orangtuanya begadang, tidak dengan nduk Ayu. Sangat jarang begadang dan menangis. Hal ini benar2 membantu saya dan suami yg merawatnya sendiri.
Mudah beradaptasi. Diajak ke tempat baru dia jarang menangis. Digendong orang yg baru dikenalpun langsung nempel. Walaupun kadang bikin khawatir karena dia "culikable". Tapi tak masalah, tetap dalam pengawasan saya.

Saya, Ririn Dwi Jayanti, usia seperempat abad. Jujur saya merasa bingung ketika menulis tentang diri saya sendiri dan potensi saya miliki karena saya merasa saya adalah seorang istri dan ibu rata-rata. Saya merasa biasa-biasa saja. Saya pun sering merasa minder melihat orang2 hebat di sekeliling saya, tapi bagaimanapun perasaan itu saat ini saya dalam proses belajar. Ya, saya sangat tertarik belajar berbagai ilmu baru, terutama tentang parenting. Jika saya mendapatkan hal yg baru, saya merasa ingin segera mendiskusikan dengan suami saya, dan jika suami mengizinkan saya merasa tertantang untuk mencobanya. Bahkan jika saya berkesempatan untuk berkuliah lagi, saya akan sangat bersedia.

Botokenceng RT 03 Tamanan Banguntapan Bantul Yogyakarta
Di rumah kontrakan kecil ini keluarga saya mulai belajar banyak hal. Jujur saja di lingkungan kampung ini tidak begitu bagus menurut saya. Banyak anak2 bermain sampai malam, banyak anak2 bergerombol dan sering berkata kotor, banyak anak2 SD sudah diizinkan mengendarai motor bahkan ngebut di dalam kampung. Tidak hanya anak2, para orangtua pun juga banyak yg berperilaku tidak baik. Sejauh yg saya lihat, amati dan beberapa informasi yg sy dengar, ada beberapa kasus pencurian, mabuk, dll. Takdir Allah keluarga saya hadir di kampung ini saya rasa agar kami bisa belajar lebih banyak lagi. Belajar bagaimana kami menyaring hal2 buruk di lingkungan, belajar bagaimana bertahan, berbaur tanpa melebur. Semoga kami bisa melewatinya dan kalau bisa semoga nanti mendapat tempat tinggal dengan lingkungan yg lebih layak.

Surat Cinta untuk Suamiku

Dear suamiku,
Aku menulis ini untukmu, karena aku ingin mengingat kembali getar-getar cinta itu, mengulang lagi irama degup jantung itu dan merasakan lagi bagaimana saat itu aku jatuh cinta padamu.
Saat pertemuan pertama kita waktu itu, tak pernah sekalipun aku menyangka bahwa kaulah jodohku, kaulah pendampingku, pemimpinku dan ayah dari anak-anakku.
Tapi ternyata ini semua terjadi, bahkan lebih cepat dari yg kukira.
Kini kita telah menjalani hidup bersama, mengarungi bahtera rumah tangga yg penuh suka dan duka. Dan siapa sangka, ada sosok mungil yg cantik dan lucu setiap malam tidur di antara kita ini adalah buah hati kita. Ya, nduk Ayu anak kita. Dan aku pun tersadar bahwa aku bahagia semenjak pertama kali bersamamu. Sungguh sangat bahagia. Aku sayang mas.
Istrimu yg hatinya sedang berbunga-bunga.

Jumat, 26 Mei 2017

NHW 2

INDIKATOR KEBERHASILAN MENJADI IBU

Kunci dari membuat Indikator disingkat menjadi SMART yaitu:
– SPECIFIK (unik/detil)
– MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
– ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
– REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
– TIMEBOND ( Berikan batas waktu)

Dalam menyusun indikator keberhasilan ibu, saya perlu berpikir cukup keras. Hal ini disebabkan karena kondisi keluarga kecil saya yang bisa dikatakan sangat minim perencanaan dalam segala bidang. Karena suami saya yang tidak bekerja secara formal di kantor, dengan pendapatan yang terkadang tidak terduga sehingga menyebabkan tidak mudah bagi saya untuk melakukan perencanaan keuangan. Sisi positifnya, hal ini bisa menambah rasa syukur saya kepada Allah yang selalu melimpahkan rezeki untuk keluarga saya bagaimanapun bentuknya dan berapapun jumlahnya. Tidak mudahnya bagi saya juga mengenai perencanaan waktu, suami saya yang terkadang berhari2 di rumah, atau bisa juga berhari2 di luar kota menyebabkan beberapa pekerjaan saya di rumah yang sering kurang terjadwal karena mengikuti jadwal suami yang bergantian menjaga anak ketika di rumah. Sisi positifnya saya dan suami bisa mengatur jadwal dengan cukup leluasa menyesuaikan kegiatan saya maupun suami karena kami sama2 tidak terikat jam kerja yang rutin. Ya, dengan ke-serbaspontan-an yang saya dan suami jalani saat ini, mengenai keuangan, waktu dsb sangat membuat kami bersyukur dan kami memang sudah berkomitmen untuk mendidik anak2 kami bersama2.

Sebagai Individu
– Sholat wajib tepat waktu setiap hari
– Tilawah 1 ‘ain per hari
– Sholat dhuha 2 raka’at setiap hari
– Membaca buku minimal 1 lembar per hari
– Melakukan pencatatan keuangan setiap hari
- Mencuci baju 2 hari sekali
- Membersihkan rumah setiap hari
- Bersedekah minimal 250rb setiap bulan
- Mengunjungi ibu minimal 1x seminggu
- Berkomunikasi dengan kakak sesering mungkin

Sebagai Istri
– Mengantar ke pintu rumah dan menyambut suami saat berangkat dan pulang kerja
– Membuat masakan sehat setiap hari
– Berdiskusi berkualitas setiap malam saat anak sudah tertidur
– Mentaati perintah suami
– Memperbaiki diri setiap kali ditegur oleh suami
- Tidak mengganggu saat suami tidur


Sebagai Ibu
– Tidak menggunakan gadget setiap menyusui
– Mengurangi penggunaan gadget saat menemani anak bermain setiap hari
– Membacakan doa harian di setiap kegiatan anak
– Melatih kemandirian makan pada anak 3 kali sehari
– Meningkatkan perhatian dan kesabaran setiap kali anak rewel
- Berkomitmen tidak menonton tv di rumah
- Membaca artikel dan mengikuti forum parenting
- Membacakan anak 1 cerita sehari

Rabu, 17 Mei 2017

NHW 1

Matematika.
Saya merasa sangat tertantang ketika dihadapkan dengan persoalan matematika. Saya menikmati proses mengerjakan persoalan matematika, ketika saya gagal dengan satu rumus yang kemudian harus berganti mencoba rumus-rumus yang lain. Dan saya merasa sangat puas ketika berhasil memecahkan persoalan matematika.
Begitupun dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mengasuh anak, ketika saya mendapatkan permasalahan, saya berusaha mencari solusi, apabila gagal saya mencoba evaluasi dan mencoba solusi-solusi yang lain.
Saya sedang berencana untuk melanjutkan studi saya di bidang matematika. Saat ini saya juga sedang mencari informasi beasiswa s2 jurusan matematika. Saya sangat ingin melanjutkan kuliah agar ilmu matematika yang telah saya peroleh tidak menguap begitu saja di tengah kegiatan saya mengasuh anak berusia 1 tahun.

Minggu, 14 Mei 2017

Untukmu nduk Ayu

Nduk Ayu,
Jadilah apapun yang kamu inginkan
Takkan pernah sedikitpun kupaksakan kamu untuk menjadi apa yang pernah kuimpikan
Karena mimpiku yang sesungguhnya adalah kamu
Ibu sayang kamu nduk ayu..

Wallpaper Unicorn Galaxy

  Wallpaper Unicorn Galaxy Wallpaper Unicorn Galaxy is for Unicorn’s lovers. So many cute, awsome and amazing wallpapers you can use, and ...