Hari pertama game level 5, tentang menstimulus anak suka membaca. Jujur saja saya sedikit pesimis. Karena saya sendiri kurang suka membaca, tapi saya harus mau membaca karena saya adalah contoh untuk nduk Ayu. Langkah pertama saya adalah saya harus mencari tahu mengapa saya kurang suka membaca, padahal membaca adalah skill yg bisa diasah. Bisa jadi dari kecil memang orangtua saya kurang menyadari arti penting nya membaca, jadi saya memang hampir tidak pernah dibelikan buku bacaan. Hanya buku LKS dan buku paket yg sifatnya wajib dari sekolah saja yg dibelikan oleh orangtua saya. PR besar bagi saya yg saat ini menyadari pentingnya membaca, saya harus mulai mengasah skill membaca saya mulai dari sekarang. Tapi kakak saya adalah seorang kutu buku, walaupun tidak pernah dibelikan buku juga seperti saya, tapi dia rajin meminjam buku ke perpustakaan, padahal waktu itu SD tempat saya sekolah masih berstatus SD inpres dengan fasilitas minim, dengan perpustakaan yg cukup membuat saya tidak tertarik. Ya, ruangan perpustakaan berada di ujung lorong, cukup sempit, tanpa ventilasi udara dan dengan penerangan seadanya. Mungkin waktu itu saya sudah ilfil dengan keberadaan perpustakaan di SD saya, tapi herannya tidak dengan kakak saya. Ketika jam istirahat saat saya dan anak-anak yg lain berlarian menuju kantin untuk jajan, kakak saya memilih langsung menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku yg telah selesai dia baca dan langsung meminjam buku yg sudah dia "cim" sebelumnya. Luar biasa kakak saya ini, saya benar-benar harus banyak mencontohnya. Tibalah saatnya saya menikah, alhamdulillah mas Jo suami saya adalah orang yg sangat menggilai buku. Ketika setelah menikah dan kami pindah di kontrakan, saya terheran-heran melihat koleksi bukunya melebihi jumlah bajunyg dia punya. Saya sangat bersyukur, orang-orang terdekat saya adalah orang-orang yg sadar baca, lagi-lagi saya merasa seperti dicambuk agar segera mencontoh mereka. Paling tidak, saat ini alasan terbesar saya adalah demi nduk Ayu. Saya sangat berharap kemampuan membaca nduk Ayu bisa terasah sejak sekarang.
Langkah kedua saya adalah mengidentifikasi tahapan membaca nduk Ayu saat ini. Sudah sampai manakah ketertarikannya terhadap buku. Saya sudah membelikannya buku sejak setahun yg lalu. Ketika masih baru dia cukup sering meminta dibacakan buku. Tapi sekarang mulai jarang saya melihatnya tertarik pada buku, padahal keranjang tempat buku dan tempat mainan saya letakkan berjejeran tapi dia lebih memilih bermain daripada membaca buku. Tapi menjadi lain ketika melihat temannya datang dan meminjam buku, nduk Ayu buru-buru mengambil buku dan meminta saya membacakan. Ya, bisa jadi nduk Ayu ingin membaca ketika ada orang lain yg juga membaca. Baiklah, satu poin yg saya catat, penting memperlihatkan padanya aktifitas membaca. Saya juga mengamati responnya ketika sedang saya bacakan buku. Nduk Ayu yg kosakatanya mulai banyak ini, ikut menunjuk dan menyebutkan ketika ada hal yg dia tahu, misalnya dia akan heboh ketika ada gambar kuda di dalam buku, saya pun mengiyakan sambil mengajukan pertanyaan lanjutan, misalnya kudanya ada berapa, kudanya warna apa, kemarin lihat kuda dimana sehingga terjadilah komunikasi dua arah pada kami. Cukup mengasyikkan dan akan saya stimulasi terus dengan cara ini. Langkah selanjutnya sesuai dengan game level ini, saya akan membuat pohon literasi. Mungkin lebih tepatnya adalah "pot gantung" literasi. Saya membuatnya dari stik es krim yg saya susun dan lem, kemudian saya berikan tali untuk menggantungnya dan juga tali-tali yg menjulur ke bawah untuk menempel daun-daunnya. Baiklah, hari ini saya cukupkan dengan membuat pohon literasinya terlebih dahulu, karena saya merasa kami cukup lelah setelah siang hari saya mengajaknya pergi kondangan. Kegiatan membaca akan dimulai besok. Bismillah semoga diberi kelancaran. Aamiin.
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst